MV Wakashio Karam, Mauritius : Hampir Semua Minyak Dikeluarkan

Perdana Menteri Mauritius Pravind Jugnauth mengatakan pada hari Rabu hampir semua minyak yang tersisa telah dikeluarkan dari kapal Jepang yang rusak, yang bocor sekitar 1.000 ton sebagai ancaman bagi pariwisata yang sudah dirugikan oleh pandemi virus corona.

"Pada saat ini, hampir semua oli telah dikeluarkan dari kapal," Jugnauth mengatakan kepada reporter, yang dibagikan oleh staf kantornya.

Seluruh bahan bakar telah dikeluarkan dari tangki, tetapi masih terdapat beberapa residu di beberapa bagian kapal, staf-nya menambahkan.

Pengelola wisata mengkhawatirkan tumpahan minyak akan semakin merusak bisnis yang telah terguncang pandemi dan dapat menambah pekerjaan jika pantai yang masih asli menjadi tercemar.

Pariwisata menghasilkan 63 miliar rupee ($ 1,6 miliar) untuk perekonomian tahun lalu. Pada bulan Mei, bank sentral mengatakan bahwa dalam dua bulan terakhir saja, negara telah kehilangan 12 miliar rupee dalam devisa karena jatuhnya pariwisata.

"Ini benar-benar akan mempengaruhi masyarakat, terutama bagi para nelayan, warga lokal yang tinggal di sana, seperti yang Anda ketahui begitulah cara mereka menghasilkan uang dari wisata," kata Willow River-Tonkin, yang memiliki bisnis selancar layang-layang.

"Melakukan kegiatan menyelam, snorkeling, wakeboarding, melihat lumba-lumba dan kegiatan lainnya, akan terkena dampaknya, apabila masalah tidak segera diselesaikan."

MV Wakashio, yang dimiliki oleh Nagashiki Shipping dan dioperasikan oleh Mitsui OSK Lines Ltd, menabrak karang dan kandas di pantai tenggara pulau Samudra Hindia pada 25 Juli.

Minyak mulai bocor kamis lalu.

Romina Tello (30), pendiri agensi pariwisata berkelanjutan Mauritius Conscious, mengatakan penutupan perbatasan karena virus korona telah menghancurkan pariwisata.

Mauritius menutup wilayah pada 19 Maret dan terdapat kasus COVID-19 sebanyak 344, dengan kasus meninggal sebanyak 10.

Pantai tenggara, tempat dimana minyak bocor merupakan kawasan yang terkenal untuk snorkeling, selancar layang-layang, berlayar, wisata flora dan fauna laut, kata Tello. "Kami mencoba untuk mengaktifkan pariwisata domestik. Tapi sekarang, mustahil bagi saya untuk merekomendasikan orang untuk melakukan perjalanan ke pantai tenggara karena baunya bahkan tidak bisa digunakan berenang karena tumpahannya," katanya kepada Reuters.

-Aulia

No comments

Powered by Blogger.