Mata Uang Asia Rontok, Rupiah Jadi yang Terburuk


Nilai tukar dolar rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya melemah pada perdagangan Selasa (8/9/2020), padahal di pembukaan perdagangan rupiah langsung masuk ke zona hijau. Tidak hanya rupiah, mayoritas mata uang utama Asia rontok di hadapan dolar AS.

Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah menguat 0,2% ke Rp 14.700/US$. Sayangnya, hanya beberapa menit berselang Mata Uang Garuda langsung masuk zona merah. Depresiasi berlanjut hingga menyentuh level Rp 14.795/US$, melemah 0,44%.

Posisi rupiah membaik, di penutupan perdagangan berada di level Rp 14.760/US$, melemah 0,2% di pasar spot.

Namun, meski pelemehannya terpangkas, rupiah tetap menjadi yang terburuk di Asia. Hingga pukul 15:11 WIB, hanya dolar Taiwan dan peso Filipina yang menguat melawan dolar AS, sisanya rontok.

Rupiah sebenarnya sedang mendapat angin segar dari dalam negeri, yang membutnya langsung menguat di pembukaan perdagangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang menenangkan pasar terkait rencana revisi undang-udang Bank Indonesia (BI) serta kebijakan "burden sharing" membuat rupiah kembali bertenaga.

Selain itu cadangan devisa Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi US$ 137 miliar.

Kabar baik lainnya datang dari hasil survei 2 mingguan Reuters yang menunjukkan investor kembali menyukai rupiah dengan mengambil posisi beli (long) setelah mengambil posisi jual (short) dalam 4 survei beruntun atau 2 bulan terakhir.

ninuk era

No comments

Powered by Blogger.