Minyak Mentah Turun Gagal Memanfaatkan Pelemahan Dolar AS
Pergerakan harga minyak mentah turun saat sesi awal Asia hari Rabu ini (19/8). Dengan ini maka minyak mentah berjangka di WTI AS menuju ke nilai tukar 42,85. Sebelumnya harga energi mengalami kenaikan setelah AS merilis data pasokan swasta API dengan hasil yang memuaskan dan mendukung bullish. Untuk pelemahan harga energi saat ini juga telah gagal mengambil nada penurunan yang terjadi pada Dolar AS secara luas.
Data pasokan minyak mentah swasta AS yang disampaikan oleh API dalam sepekan sampai 14 Agustus tutun lebih dalam sampai 4,264 juta barel. Itu jauh lebih tinggi dari konsensus sebelumya yang berada di -2 juta barel. Sehingga dengan data ini selama empat pekan tanpa jeda, jumlah pasokan energi swasta merosot. Walaupun tingkat penurunan terus membaik.
Beban yang membuat minyak mentah turun mungkin justru datang dari kekhawatiran penurunan permintaan energi. Karena virus Corona global belum menunjukkan tanda-tanda perbaikan yang signifikan. Apalagi Jerman dan Perancis mengalami lonjakan kasus dan menolak untuk memberlakukan lockdown. Di tempat lain seperti AS, China dan Aussie, ada penurunan kasus tapi diragukan oleh pasar global.
Kemudian beban lain juga datang dari hubungan AS dan China setelah gagal bertemu pada akhir pekan kemarin. Apalagi Presiden Trump juga memilih tidak menyampaikan apapun dengan China. Pada akhirnya kekhawatiran hubungan kedua negara membebani harga minyak mentah global. Dinamika politik AS mengenai dana stimulus juga sangat penuh ketidakpastian dan menjadi dukungan bagi energi karena membuat Dolar AS melemah.
Tantangan minyak mentah turun saat ini akan menunggu rilis data pasokan energi swasta AS dari EIA nanti malam. Data dalam sepekan sampai 14 Agustus itu diprediksi akan turun 2,475 juta barel. Hasil data itu akan sangat mempengaruhi harga energi.
-Tariza
No comments