IHSG Hari Ini Diprediksi Sideways, Pantau Saham Sektor Komoditas & Farmasi


 Awal perdagangan minggu ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak naik meski masih dibayangi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) jilid II DKI Jakarta. Lalu apa saja saham-saham rekomendasi pekan ini? Berikut prediksinya.

Sejak Senin (14/9) lalu mengutip CNN Indonesia Senin (21/09), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerapkan PSBB. Namun, PSBB kali ini agak berbeda dengan terdahulunya. Pada PSBB kali ini, mal diizinkan beroperasi, meski restoran tidak bisa melayani makan di tempat (dine in). Kantor-kantor pun diizinkan buka.

IHSG bergerak menguat 0,14% ke 5.066,39 pukul 10.05 WIB menurut data Investing.com.

Analis menyebut bahwa efek PSBB jilid II telah memudar. Namun demikian, tidak berarti IHSG langsung melenggang ke zona hijau. Investor asing dinilai masih ragu-ragu dengan pasar modal di dalam negeri. Hal ini terbukti dari aksi jual bersih asing yang menembus Rp3,84 triliun.

Menurut analis, saham-saham berkapitalisasi besar yang masih akan ramai dilego asing. Terutama, di sektor perbankan. Salah satunya, saham grup Salim PT Bank Central Asia Tbk (JK:BBCA).

BBCA pada pekan lalu kembali koreksi, turun 4,66 persen ke posisi 28.150. Bank swasta nomor wahid ini dalam sebulan terakhir tercatat turun 11,06 persen dari posisinya di level 33.000.

Meski menilai sentimen PSBB tak lagi bakal menekan IHSG, namun analis menyebut keputusan PSBB jilid II Gubernur DKI Anies Baswedan ini membuat proses pemulihan indeks saham bakal lebih panjang. 

Selain itu, kata analis, jika pun nantinya indeks global bakal menguat akibat sentimen global, IHSG tak bakal mencicipi hal tersebut karena terbatasnya kemampuan investor lokal. 

Analis memproyeksikan IHSG bergerak sideways. Jika berhasil kembali menguat, sifatnya terbatas maksimal di posisi 5.100-an.

Sementara itu, analis lain pun menyatakan sebagaimana dilaporkan BeritaSatu Senin (21/09) ada potensi pelemahan IHSG dipicu melemahnya bursa saham Amerika Serikat (AS).

Analis mengatakan, di awal minggu ini investor sebaiknya fokus pada saham berbasis komoditas yang harganya sedang mengalami kenaikan seperti batu bara, CPO atau emas.

Sementara bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street Wall Street kembali di bawah tekanan aksi jual saham-saham teknologi. Indeks-indeks acuan ditutup melemah pada perdagangan Jumat (18/9/2020). Dow Jones Industrial Average turun 0,9 persen ke 27.657,42. S&P 500 turun 1,1 persen ke 3.319,42. Nasdaq turun 1,1 persen ke 10,793,28.

Dengan pergerakan indeks yang terbatas, analis lain pun mengungkapkan untuk memperhatikan saham-saham terkait infrastruktur, consumer goods, farmasi, dan perbankan menurut Sindonews Senin (21/09). Saham-saham itu di antaranya adalah ASRI (JK:ASRI), TLKM (JK:TLKM), AKRA (JK:AKRA), JSMR (JK:JSMR), SMRA (JK:SMRA), KLBF (JK:KLBF), INDF (JK:INDF), dan BBRI (JK:BBRI).

Upaya-upaya pemerintah yang menggencarkan pergerakan ekonomi dari sisi fiskal memberikan kepercayaan kepada para pelaku pasar. Ditambah lagi, langkah Bank Indonesia yang mendukungnya dari sisi moneter lewat kebijakan berbagi beban, menjadi nutrisi tambahan bagi pasar modal domestik.

Namun demikian, sentimen-sentimen negatif terus saja membayangi bursa saham kita. Di antaranya fluktuasi nilai tukar rupiah serta masih terjadinya capital outflow (ytd) akan menjadi bandul pemberat terhadap pergerakan IHSG hingga beberapa waktu mendatang.

Ninuk era

No comments

Powered by Blogger.